Baduy Dalam Cikeusik



Baduy Dalam - Desa Cikeusik



Begitu kata "Suku Baduy" terdenger, langsung terbayangkan hal hal yang berbau mistik, kumuh, menyeramkan dan hal hal yang negatif lainnya, itu yang ada dikepala saya. 

Tepat pukul 24.00 dinihari, kami berangkat dari kawasan Serpong menuju kampung Baduy dengan Bis kapasitas 20 orang dan penuh dengan ibu ibu Darmawanita dari Tangerang Selatan, dan perjalanan ini merupakan perjalan mandiri, alias biaya sendiri sendiri.

Seperti biasa, kicauan ibu ibu yang selalu memecah suasana hening menjadi penuh canda tawa, namun lambat laun kembali sepi karena memang saatnya jatah manusia untuk lelap dalam malam.

Desa Cikeusik, merupakan tujuan akhir emak emak rempong ini, dan  merupakan desa yang paling sakral diantara desa Baduy dalam lainnya.

Nyasar ....
Bagian dari perjalanan dan disini serunya, target wal tiba jam 05.00 subuh, molor menjadi jam 08.00. 

Jalan aspal belubang dengan minimnya signal yang ada, menambah warna perjalanan panjang ini, sampai sampai penumpang harus turun agar bis bisa lebih mudah melawati tantangan jalan yang ada, terutama jalan tanjakan berlubang yang aduhai.

Nggak semua jalannya amburadul sich, masih lebih banyak yang bagusnya, dan memang masih sangat sepi


Nggak sampai disitu serunya perjalanan ini, kami harus menyambung transpotasi mobil bak guna mencapai titik kumpul pertama yang disebut Gazebo, mengingat bis sdh tidak memungkinkan melalu jalan yang ada, hancur parah.

Perjalanan dengan mobil bak ini, benar benar menigkatan adrenalin, gimana nggak, jalan berbatu yang lumayan terjal dan licin karena hujan, menanjak dan bergelombang, ditambah satu sisi jalan berupa Jurang yang menganga, plus dengan kondisi mobil bak harus ngegas, Alias harus cepat. 

Sempat kepater juga itu mobil box, walhasil kami turun lagi, supaya mobil bisa terlepas dari hambatan ... atau jebakan Badmen dari jalanan yang ada.

Sampai di "Gazebo", alhamdulillah bisa selonjoran sebentar sebelum lanjut perjalanan panjang mendaki bukit, hutan, sawah menuju lokasi.





Masih panjang ceritanya .....
Nanti dilanjutkan, sebagai infonya semua foto foto yang ada, diambil di area Baduy luar, karena baduy dalam tidak diperkenankan untuk mengambil Foto.



Oh iya, perjalanan ini sdh kami atur dengan pemandu dari daerah setempat dan melibatkan langsung suku Badui dalam dan luar sebagai pemandu menuju desa dimaksud. Mereka bedua ini lah yang memandu perjalanan sampai tujuan.


Baoak dan anak yang memakai sorban kepala warna putih, merupakan warga Baduy dala, sedangkan yang menggunakan sorban kepala warna Biru motif batik merupakan warga Baduy  luar.







Sebagian perjalanan menuju Desa Cikeusik, masuk hutan yang tidak terlalu lebat, melalui persawahan khas suku Baduy, diaman sawah mereka merupakan sawah tadah hujan dan ditanam di lahan kering, bukan sawah air pada umumnya.


Mekanisme mereka becocok tanam, dimana lokasi ladang / sawah, hasur mengikuiti arahan dari tetua adat mereka, dengan kata lain, tidak bis menanam sembarangan semau mereka, mengingat cara mereka bercocok tanam adalah dengan membuka hutan. Jika menelaah system bercocok tanam ini, tidak lain dan tidak bukan adalah bertujuan menjaga keseimbangan alam yang ada, sepertinya mereka tau persis bagaimana menjaga keseimbangan alam yang ada.
















Semua warga Suku Baduy, hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu mengambil hasil bumi sesuai kebutuhan, tidak ada dalam kamus mereka untuk menimbun bahan pangan, kecuali padi.




Lumbung padi suku Baduy, informasinya, satu kepala keluarga, memiliki 10 lumbung padi, dengan system ini mereka tidak ada yang kelaparan. Padi padi ini tidak mereka perjual belikan, karena memang untuk ketahanan pangan warga.






Perkampungan Suku Baduy dalam Cikeusing, diambil dari bukit, dan ini merupakan batas kami mengambil foto.




Sekian dulu infonya, nanti kita lanjut.

Salam hangat selalu.














 

Comments

  1. Keaneka ragaman budaya baduy tak ada habisnya untuk diangkat dalam bentuk cerita.
    Biarlah foto yang bercerita tentang alam baduy nan asri.

    ReplyDelete
  2. Keaneka ragaman budaya baduy tak ada habisnya untuk diangkat dalam bentuk cerita.
    Biarlah foto yang bercerita tentang alam baduy nan asri.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kenapa penting memperhatikan isi tas P3K kita